Analisis Kasus Dengan Teori Erikson
1.
TAHAPAN PERKEMBANGAN MENURUT ERIKSON
a.
Masa bayi: Rasa percaya vs Rasa tidak percaya
Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk
mendapatkan pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan
anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan
asa (hope).namun jika orang tua menolak dan memuaskan. kebutuhan mereka dengan
cara yang tidak konsisten, yang muncul adalah ketidakpercayaan dasar.
b.
Kanak-kanak: Otonomi Versus Rasa
Malu
Dalam tahap ini anak dengan cepat belajar banyak
keterampilan. Mereka belajar berjalan, memenjat, menarik, mendorong dan bicara.
Tahap ini muncul sejak akhir tahun pertama dalam hidup manusia. Anak sekarang
bisa memutuskan “dari dirinya” untuk memutuskan sesuatu atau tidak.
c.
Usia Prasekolah: Inisiatif versus
Rasa Bersalah
Tahap ini muncul sekitar tahun keempat sampai tahun
ke lima dan berkorelasi dengan tahap falik perkembangan psikoseksual Freud.
Ditahap ini anak semakin besar kemampuannya didalam aktifitas motorik, dapat menggunakan
bahasa lebih baik, dan mulai menggunakan imajinasi secara lebih jelas.
d.
Usia Sekolah: Kegigihan versus Inverioritas
Tahap
ini berlangsung sejak usia 6 tahun hingga sekitar 11 tahunan, berkolerasi
dengan tahap latensi perkembangan psikososial Freud. Umumnya
sebagian besar anak sibuk bersekolah di usia-usia ini dan di tahap ini anak
banyak belajar keterampilan yang dibutuhkan bagi kelangsungan ekonomi,
keterampilan-keterampilan teknologis yang akan memampukan mereka menjadi
anggota yang produktif dalam budaya mereka.
e.
Remaja: Identitas versus
Kebingungan Peran
Tahap
ini muncul antara usia 12 sampai 20 tahunan, Di tahap ini anak
harus berhati-hati mempertimbangkan semua informasi yang sudah dikumpulkan
tentang diri dan masyarakat mereka, dan akhirnya mengingatkan diri mereka pada
komitmen sejumlah strategi untuk menjalani hidup. Setelah mereka mengerjakan hal
ini, mereka akan memperoleh sebuah identitas dan kemudian menjadi orang dewasa.
Namun, bila anak tidak memperoleh sebuah identitas anak akan kebingungan peran
dalam kehidupannya.
f.
Dewasa Muda: Keintiman versus Isolasi
Tahap
ini berlangsung sekitar usia 20 sampai 24 tahun. Pada masa ini,
individu menghadapi tugas perkembangan yaitu membentuk hubungan akrab dengan
orang lain. Jika para dewasa muda membentuk persahabatan yang sehat dan
hubungan akrab dengan orang lain, keintiman akan tercapai ; jika tidak,
akibatnya adalah isolasi diri. Jika individu mengembangkan sebuah kapasitas
yang lebih besar bagi keintiman daripada isolasi ditahap ini, mereka akan memasuki
hubungan cinta.
g.
Dewasa: Generativitasi versus Stagnasi
Tahap
ini muncul sekitar usia 25 sampai 64 tahunan, disebut juga sebagai tahap dewasa
madya. Jika individu cukup beruntung mengembangkan sebuah identitas yang
positif dan menjalani hidup yang produktif dan bahagia, dia akan berusaha melanjutkan
situasi-situasi yang sudah menyebabkan hidup demikian ke generasi berikutnya
h.
Usia Senja: Integritas Ego versus
Rasa Putus Asa
Tahap
ini muncul dari sekitar 65 tahun hingga meniggal, dan disebut tahap dewasa
akhir. Erikson mendefinisikan integritas ego. Menurut Erikson, individu yang dapat
menengok kembali semua hal dimasa lalu dengan cara yang konstruktif dan kaya,
hidupnya bisa disebut bahagia dan tidak pernah takut pada kematian.
2.
KASUS
Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
dan Pengamatan dari Film Dokumenter “Diana: Dalam Perkatannya Sendiri (National
Geographic Indonesia)”
Grid.ID-Merangkum dari artikel terbitan Royal
Central, Lady Diana lahir dengan nama Diana Frances Spencer di Park House,
Sandringham Estate, 1 Juli 1961.Dia adalah putri ketiga dari pasangan John dan
Frances, Viscount dan Viscountess Althorp, yang menikah di Westminster Abbey
1954 silam. Pada hari pernikahan John dan Frances, Ratu Elizabeth II bahkan
hadir sebagai tamu kehormatan.
Dari pernikahan tersebut lahirlah Sarah (1955), Jane
(1957), John (lahir dan meninggal tak lama kemudian di 1960), Diana (1961), dan
Charles (1964). Diana kecil dibaptis pada 30 Agustus 1961 di St. Mary Magdelene
Church, Sandringham, dengan salah satu ibu baptisnya adalah Lady Mary Colman
yang merupakan keponakan dari Ibu Suri Ratu Elizabeth.
Masa kecil Diana ternyata tidak sebahagia itu,
pernikahan orangtuanya mengalami keretakan pada 1967 dan akhirnya resmi
bercerai pada 1969. Hal tersebut sempat membuat Diana depresi dan tumbuh
menjadi seorang pemalu yang pernah dia ceritakan dalam sebuah wawancara rahasia
(Diana in Her Own Words) pada tahun
1990. Hak asuh putra-putri keluarga Spencer jatuh pada sang Ayah, John,
terlebih setelah Frances tersandung skandal dengan Peter Shand Kydd yang menuai
banyak kontroversi.
Diana kecil kemudian menjalani homeschooling bersama
guru privat, Gertrude Allen, sebelum akhirnya bersekolah di Silfield School
Norfolk, kemudian menjalani sekolah asrama di Riddlesworth Hall. Kemudian Diana
remaja melanjutkan pendidikannya di West Heath Girls' School di Kent dengan
beragam catatan prestasi di bidang musik, tari, dan berenang.
Walaupun begitu, di bidang akademik Diana tidak
terlalu jago bahkan ia gagal meraih level standar pada ujian sekolah dua kali. Pada
1975, ayah Diana, John, mewarisi gelar kebangsawanan sebagai Ealr
Spencer.Keluarga Spencer kemudian pindah dari Park House, Norfolk, ke Althorp
Estate di Northamptonshire. Berkat gelar kebangsawanan ayahnya, Diana Frances
Spencer kini dikenal sebagai Lady Diana Spencer. Menjadi seorang 'Lady' di masa
remaja, Diana pernah mengalami masa sulit ketika ayahnya menikah lagi pada 1976
dengan Raine, Countess of Dartmouth.
Di sisi lain, sang Ibu, Frances, akhirnya menikah
dengan Peter Shand Kydd dan lebih banyak menghabiskan waktu di Skotlandia. Lady
Diana kemudian melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, tepatnya di Istitut
Alpin Vermanette di Rougemont, Swiss, pada 1978. Tapi tahun 1978 sebenarnya
adalah tahun yang sulit bagi Lady Diana karena sang Ayah sedang mati-matian
melawan penyakit stroke dan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah
sakit.
Lady Diana kemudian pindah kembali ke Inggris,
menempati apartemen milik ibunya di London sebelum akhirnya pindah ke apartemen
lain di Coleherne Court yang merupakan kado untuk ulang tahunnya yang ke-18.
Di usia ini, Lady Diana menghabiskan waktunya untuk
mencari pekerjaan termasuk jadi instruktur tari bagi anak-anak dan asisten guru
TK di Young england School di Pimlico. Menjadi asisten guru TK adalah pekerjaan
terakhir Lady Diana sebelum akhirnya menikah dengan Pangeran Charles. Pada
tahun 1979, Lady Diana menghadiri sebuah pesta yang juga turut dihadiri oleh
Pangeran Charles.
Keduanya sebenarnya sudah pernah bertemu
sebelumnya.Tapi momen ini dipercaya sebagai awal mula kedekatan mereka. Hingga
akhirnya pada tahun 1980, Lady Diana dan Pangeran Charles dikabarkan menjalani
hubungan istimewa setelah serangkaian acara di Cowes, Balmoral, dan beberapa
kencan romantis di London. Semenjak itu, kehidupan Lady Diana di luar gerbang
Kerajaan Inggris kemudian berakhir pada 29 Juli 1981 ketika akhirnya ia menikah
dengan Pangeran Charles. Sebuah perhelatan royal
wedding yang begitu akbar, menyedot perhatian ratusan ribu pasang mata dari
seluruh dunia. Dan semenjak tanggal itu pula, Lady Diana menjadi wanita yang
paling banyak diabadikan gambarnya oleh awak media sepanjang sejarah. (*)
3.
ANALISA
TEORI
Analisis
kasus ini akan menekan kan pada teori perkembangan psikososial dari Erikson.
Erikson menyatakan bahwa delapan tahap perkembangan berkembang sepanjang
kehidupan seperti ;
a.
Masa bayi: Rasa percaya vs Rasa tidak percaya
Pada
tahap ini, ketika anak memiliki rasa percaya lebih besar dari pada rasa tidak
percaya, kebijakan berupa harapan yang akan muncul. Hubungan interpersonal yang
paling signifikan pada masa bayi adalah dengan
pengasuh utama mereka yaitu ibu mereka, sehingga ketika sang bayi mampu
melewati fase ini dengan baik maka mereka memperoleh kekuatan dasar pertama
dalam fase perkembangan.
Diana
kecil apabila dilihat dari kasus
tersebut, memerlukan ksih saying lebih dari orang tuanya terutama ibunya.
Namun, hal tersebut tidak ia dapat karena masa bayinya sudah diiringi dengan
pertengkaran hebat kedua orang tuanya yang berujung pada perceraian sehingga menimbulkan
bayi Diana mengembangkan rasa tidak percaya diri akibat kekurangan perhatian
dari kedua orang tuanya terutama Ibu
b.
Kanak-kanak: Otonomi Versus Rasa
Malu (1-3 tahun)
Orang tua mengemban tugas yang tidak mudah untuk
mengendalikan perilaku anak kearah yang bisa diterima secara sosial tanpa
melukai persaan anak mengontrol dirinya atau otonominya. Dengan kata lain,
orang tua harus cukup toleran namun cukup tegas untuk memastikan prilaku yang
disetujui secara sosial. Jika orang tua terlalu protektif atau tidak adil
didalam penggunaan hukuman, anak akan menjadi ragu-ragu akan dirinya dan mengalami
perasaan malu. Masa kecil Diana yang sudah diawali dengan keretakan rumah
tangga orang tuanya membuatnya mengembangkan rasa malu. Diana kecil sering
disebut dengan sebutan “Shy Di” sampai usianya menginjak 20 tahun. Ego anak
menjadi cukup kuat untuk mengahadapi secara tepat pengalaman-pengalam malu dan
ragu yang tak terelakan datangnya dari pengalaman masa kecil.
c.
Usia Prasekolah: Inisiatif versus
Rasa Bersalah (3-5 tahun)
Konflik antara inisiatif versus rasa bersalah menghasilkan
kekuatan dasar tujuan. Ketika hak asuh putra-putri keluarga Spencer jatuh pada
sang Ayah, John, terlebih setelah Frances tersandung skandal dengan Peter Shand
Kydd yang menuai banyak kontroversi. Diana kecil kemudian menjalani
homeschooling bersama guru privat, Gertrude Allen, sebelum akhirnya bersekolah
di Silfield School Norfolk, kemudian menjalani sekolah asrama di Riddlesworth
Hall. Diana menunjukkan ketertarikannya dengan musik, tari dan berenang.
d.
Usia Sekolah: Kegigihan versus Inverioritas
(masa kanak-kanak tengah dan akhir usia SD, 6 tahun-remaja)
Tahap perkembangan yang keempat, terjadi di sekitar
tahun sekolah dasar. Inisiatif anak membawa mereka berhubungan dengan banyak
pengalaman baru. Saat mereka berpindah ke masa kanak-kanak tengah dan akhir,
mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Diana remaja melanjutkan pendidikannya di West Heath Girls' School
di Kent dengan beragam catatan prestasi di bidang musik, tari, dan berenang. Walaupun
begitu, di bidang akademik Diana tidak terlalu jago bahkan ia gagal meraih
level standar pada ujian sekolah dua kali.
e.
Remaja:
Identitas versus kebingungan
identitas (10-20 tahun)
Fase perkembangan selanjutnya menurut Erikson adalah
bahwa pencarian akan ego identitas mencapai puncaknya selama remaja sebagai
anak muda yang berjuang untuk mencari tahu siapa dirinya dan bukan dirinya. Di
tahap ini anak harus berhati-hati mempertimbangkan semua informasi yang sudah dikumpulkan
tentang diri dan masyarakat mereka, dan akhirnya mengingatkan diri mereka pada
komitmen sejumlah strategi untuk menjalani hidup.
Erikson berpendapat bahwa anak-anak muda harus
mengalami sedikit keraguan dan kebingungan akan diri mereka sebelum dapat
mengembangkan identitas yang tetap mereka mungkin meninggalkan rumah untuk
berkelana melakukan pencarian diri; bereksperimen, mengidentifikasikan diri,
bergabung dengan suatu kelompok atau secara sederhana dan tenang memikirkan di
mana tempat mereka di dunia dan nilai-nilai apa yang mereka pegang teguh.
Ketika Diana berusia 17 tahun (tahun 1978), dia melanjutkan
pendidikannya ke luar negeri, tepatnya di Istitut Alpin Vermanette di
Rougemont, Swiss. Tapi tahun 1978 sebenarnya adalah tahun yang sulit bagi Lady
Diana karena sang Ayah sedang mati-matian melawan penyakit stroke dan
menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit.
Lady Diana kemudian pindah kembali ke Inggris,
menempati apartemen milik ibunya di London sebelum akhirnya pindah ke apartemen
lain di Coleherne Court yang merupakan kado untuk ulang tahunnya yang ke-18. Di
usia ini, Lady Diana menghabiskan waktunya untuk mencari pekerjaan .Menurut Erikson, Sebuah krisis tidak harus
menandakan ancaman atau malapetaka, melainkan “titik balik, periode krusial
akan meningkatnya kerapuhan dan memuncaknya potensi”.
Meskipun Diana tidak terlalu pandai dalam akademik
dan baru saja melewati masa krisis karena ayahnya sakit, potensinya dalam
menari mengantarkannya menjadi instruktur tari bagi anak-anak dan asisten guru
TK di Young England School di
Pimlico. Menurut Erikson, apabila anak berhasil menemukan identitasnya anak
akan menjadi orang dewasa. Namun, bila anak tidak memperoleh sebuah identitas
anak akan kebingungan peran dalam kehidupannya. Diana berhasil menemukan
identitasnya sebelum menjadi Princess Of
Wales sebagai seorang instruktur tari dan asisten guru TK.
f.
Dewasa Muda: Keintiman versus Isolasi
(20-30 tahun)
Pada masa ini, individu menghadapi tugas
perkembangan membentuk hubungan akrab dengan orang lain. Erikson menggambarkan
keintiman sebagai menemukan diri dan sekaligus kehilangan diri dalam diri orang
lain. Jika para dewasa muda membentuk persahabatan yang sehat dan hubungan
akrab dengan orang lain, keintiman akan tercapai
Pada tahun 1980, Lady Diana dan Pangeran Charles
dikabarkan menjalani hubungan istimewa setelah serangkaian acara di Cowes,
Balmoral, dan beberapa kencan romantis di London. Sampai pada tahun 1981 Pangeran
Charles dan Lady Diana akhirnya menikah. Lady Diana mengembangkan sebuah
kapasitas yang lebih besar bagi keintiman daripada isolasi ditahap ini. Lady
Diana memasuki hubungan percintaan dengan Pangeran Charles dan mereka menikah
ketika Lady Diana berusia 20 tahun.
Menurut Erikson, meski dia sepakat dengan Freud
tentang pentingnya cinta, dia yakin hanya individu yang memiliki identitas yang
aman yang berani mengambil resiko untuk memasuki sebuah hubungan cinta. Seorang
dewasa muda dengan identitas yang kuat sangat ingin mencari hubungan intim dengan
orang lain. Lady Diana termasuk memiliki identitas yang aman sehingga berani
mengambil resiko untuk memasuki sebuah hubungan cinta di usianya yang baru 20
tahun dan akhirnya memiliki gelar Princess
Of Wales.
4.
DAFTAR
PUSTAKA
Morton, Andrew.
1992. Diana: Her True Story-In Her Own
Words. London: Michael O’Mara Books Limited
Fadhol
Tamimy, Muhamad. 2018 https://www.academia.edu/7218041/Analisis_kasus_Perkembangan_Anak_beserta_Contohnya_erikson_ Diakses pada 31
Oktober 2018 Pukul 21.15 WIB
J
OLI’I. 2018 http://www.repository.umy.ac.id Diakses pada tanggal 31 Oktober 2018 Pukul 20.00
WIB
Thaselia, Andika. 2018 http://google.com/amp/www.grid.id/amp/04893481/kehidupan-lady-diana-sebelum-jadi-ningrat-dar-anak-broken-home-hingga-instruktur-tari
Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 Pukul 14.45 WIB
Komentar
Posting Komentar