Strategi Pengembangan Pembelajaran Tematik
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses pembelajaran diharapkan dapat berlangsung
dengan menarik, sehingga akan
memusatkan perhatian siswa, rasa senang, dan memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
bermakna bagi siswanya.
Kondisi pembelajaran yang deniikian dapat diciptakan dengan pendekatan pembelajaran tematik.
Pembelajaran
tematik memiliki karakteristik berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran
dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang melibatkan sebuah tema yang diangkat dan berlangsung dalam jangka
waktu tertentu. Walaupun telah lama diterapkan ada banyak kebingungan dari para
guru yang mengajarkannya di lapangan mengenai bagaimana sebenarnya strategi
dalam menjalankan pembelajaran tematik.
Sesuai dengan cita-cita dan tujuan
pendidikan nasional, guru memerlukan
strategi pembelajaran terutama pada pembelajaran tematik yang sesuai dengan
kondisi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran tidak
hanya transfer of knowledge (pengetahuan), melainkan transfer of values juga. Apabila
guru mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat, permasalahan-permasalahan
yang ada dalam proses pembelajaran dapat diminimalisir. Dengan demikian, dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai pengembangan untuk kelas tinggi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengembangan strategi?
2. Apa
saja prinsip strategi pembelajaran?
3. Bagaimana
pengembangan strategi pembelajaran untuk kelas 4?
4. Bagaimana
pengembangan strategi pembelajaran untuk kelas 5?
5. Bagaimana
pengembangan strategi pembelajaran untuk kelas 6?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tentang pengembangan strategi
2. Mengetahui
prinsip dalam strategi pembelajaran
3. Mengetahui
pengembangan strategi pembelajaran kelas 4
4. Mengetahui
pengembangan strategi pembelajaran kelas 5
5. Mengetahui
pengembangan strategi pembelajaran kelas 6
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran Tematik
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.Strategi
disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehingga semua tindakan yang
diambil dalam pembelajaran tematik harus mengarah pada tercapainya tujuan.[1]
Ayat al- quran yang menjelaskan tentang strategi
pembelajaran terdapat pada quran surat An nahl ayat 125,yang berbunyi :
•
اُدْعُ اِÙ„َÙ‰ سَبِÙŠْÙ„ِ رَبِّÙƒَ بِÙ„ْØِÙƒْÙ…َÙ‡ْ ÙˆَالْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ الْØَسَÙ†َØ©ِ
ÙˆَجَادِÙ„ْÙ‡ُÙ…ْ بِالَّتِÙ‰ Ù‡ِÙŠَ اَØْسَÙ†ُ اَÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ اَعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ
عَÙ†ْ سَبِÙŠْÙ„ِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَاَعْÙ„َÙ…ُ بِÙ„ْÙ…ُهتَدِÙŠْÙ†َ
Artinya: “Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai
dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka
dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang
lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).”
Tujuan strategi pembelajaran adalah
terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta
peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi
kegiatannya adalah bahan/materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu
program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah yang dilalui
pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan
pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Dengan demikian strategi pembelajaran
mencakup penggunaan pendekatan, metode, dan teknik, bentuk media, sumber
belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara
pendidik dengan peserta didik, antara peserta didik, dan terhadap proses,
hasil, dan dampak kegiatan pembelajaran.[2]
Dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran tematik pada kelas tinggi merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa, peralatan dan
bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
B. Prinsip-Prinsip
Strategi Pembelajaran Tematik
1.
Berorientasi
pada tujuan
Tujuan dalam sistem
pembelajaran tematik merupakan arah yang harus dituju untuk mencapai tujuan.
Segala daya upaya yang dilakukan semua pihak dalam pembelajaran itu baik guru
maupun siswa harus selalu berorientasi pada tujuan. Dengan demikian, efektivitas suatu strategi
pembelajaran tematik ditentukan oleh tujuan yang bisa dicapai.
2.
Aktivitas
anak didik
Banyak hal yang perlu
dilakukan oleh seorang anak didik dalam belajar, baik kegiatan bersifat fisik
dan psikis atau kolaborasi keduanya. Tujuannya adalah mendorong terjadinya
aktivitas anak didik secara langsung dapat diamati oleh guru. Aktivitas secara
langsung dapat diamati itu adalah aktivitas fisik, karena hal demikian lebih
mudah diukur.[3]
3.
Individualitas
Kegiatan guru dalam
kelas adalah mengajar, sedangkan mengajar adalah usaha mengembangkan setiap
individu anak didik agar secara fisik maupun psikis terus berkembang mencapai
kesempurnaannya. Maka usaha-usaha pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru
pada dasarnya adalah berorientasi pada perkembangan fisik maupun psikis anak
didik secara optimal. Dengan demikian, dalam pemilihan strategi pembelajaran
tematik guru harus selalu mengarah tercapainya perkembangan anak didik.
4.
Integritas
Aspek kepribadian anak
didik terdiri dari aspek jasmani dan rohani. Semua aspek yang terdapat dalam
pribadi anak haruslah dikembangkan secara terpadu untuk memperoleh hasil
keharmonian perkembangan fisik dan psikis.
5.
Interaktif
Belajar dan
pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara guru, anak didik dan
lingkungannya, baik yang bersifat material maupun sosial. Dalam interaksinya
ini anak didik memperoleh berbagai infomasi, pengetahuan dan pengalaman, baik
melalui pancaindranya maupun melalui proses merenung dan berpikir. Namun yang
jelas bahwa tanpa interaksi dengan apapun maupun dengan siapapun maka tidak
terjadi belajar dan pembelajaran.
6.
Inspiratif
Dalam belajar maupun
pembelajaran dimungkinkan terjadinya inspirasi. Proses pembelajaran merupakan
proses yang inspiratif, yang memungkinkan anak didik mendapatkan wawasan baru
melalui kerja kreatif dan imajinatifnya.[4]
7.
Menyenangkan
Proses belajar dan
pembelajaran bukanlah proses penjinakan, melainkan proses mengembangkan kreativitas
anak didik. Hal demikian hanya bisa dicapai bilamana anak didik terbebas dari
berbagai beban secara fisik maupun psikis. Dimana strategi pembelajaran tematik
harus selalu berorientasi untuk memberikan kesenangan bagi anak didik dalam
proses belajar maupun pembelajaran.
8.
Menantang
Proses
belajar dan pembelajaran akan memberikan kesan yang selalu diingat anak,
apabila pembelajaran menantang peserta
didik untuk mengembangkan keaktifannya. Tujuan dan hasil belajar dan
pembelajaran akan semakin optimal dan maksimal bilamana memberikan tantangan
untuk mengeksplorasi kemampuan anak didik dan bukan merupakan ulangan atau
sekedar memorizing terhadap
pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki anak didik.
9.
Memberikan
motivasi
Pembelajaran
tematik yang berisi gabungan dari beberapa mata pelajaran, dalam pelaksanaanya
memerlukan Motivasi yang tinggi sehingga memungkinkan tercapainya hasil belajar
yang maksimal.
Belajar dan pembelajaran seharusnya selalu berorientasi kepada sesuatu yang
dibutuhkan oleh anak didik. Ketika kebutuhan anak didik meningkat maka
motivasinya turut meningkat. Dengan motivasi yang tinggi memungkinkan
tercapainya hasil belajar [5]
Kriteria
Pemilihan strategi Pembelajaran Tematik yaitu :
1. Berorientasi
pada tujuan pembelajaran
2. Memilih
teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki.
3. Menggunakan
media pembelajaran yang sebanyak mungkin untuk memberikan rangsangan pada indra
peserta didik
C. Pengembangan
Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 4
a. Ciri
Khas Anak Masa Kelas Tinggi
Sebelum merancang strategi pembelajaran, guru
sebaiknya memahami terlebih dahulu bagaimana karateristik umum siswa khususnya
kelas tinggi yang pemikirannya semakin komplek. Sehingga dalam mengimplikasikan
strategi tersebut guru dapat dengan mudah memilih strategi apa yang cocok
digunakan dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berikut adalah ciri-ciri
siswa pada masa kelas tinggi :
1.
Perhatiannya
tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari
2.
Ingin
tahu, ingin belajar dan realistis
3.
Timbul
minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
4.
Anak
memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
5.
Anak-anak
suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka
membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
b. Strategi
Pembelajaran Tematik Kelas 4
Dalam menyampaikan materi, guru perlu menggunakan
strategi yang cocok agar siswa dapat memahaminya dengan mudah. Ada
banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru. Pada kurikulum
2013 ini, pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Sesuai dengan ciri khas siswa pada kelas tinggi, maka strategi
yang cocok digunakan oleh guru pada kelas 4 adalah strategi Contextual Teaching Learning.
Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and
Learning) merupakan pendekatan yang menekankan konsep belajar untuk membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar
bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya
nanti.
Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya
dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu mereka memerlukan guru sebagai
pengarah dan pembimbing. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas
murid, murid melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat.[6]
c. Pengembangan
Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 4 Melalui Permainan Tradisional
Setelah dijelaskan tentang pengertian strategi dan
metode dalam pembelajaran tematik di
kelas 4, selanjutnya akan dicontohkan bagaimana
mengembangkannya ke dalam pembelajaran tematik yaitu pada kelas 4 tema 1
tentang Indahnya Budaya Bangsaku subtema 1 Keberagaman Budaya Bangsaku melalui
permainan tradisional yaitu permainan dakon. Dalam permainan tradisional
ini, strategi CTL sangat cocok digunakan karena menyangkut kehidupan
sehari-hari dan juga metode yang dapat di terapkan yaitu demonstrasi.
Dakon merupakan salah satu jenis permainan yang dapat
dimainkan oleh anak-anak laki-laki mapun perempuan. Permainan ini membutuhkan
biji dakon. Biji dakon ini bisa menggunakan biji sawo kecil atau sawo manila,
atapun kelereng kecil. Permainan dakon di tanah biasanya menggunakan batu-batu
kecil sebagai bijinya.[7]
Permainan ini dilakukan di halaman sekolah. Jumlah
pemain disesuaikan dengan jumlah siswa. Cara bermain :
1.
Sebelum
bermain, siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai teks permainan Dakon. Siswa
menulis ringkasan dari penjelasan guru mengenai teks dakon di lembaran yang
diberikan guru. Kegiatan menulis sudah termasuk dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kemudian, permainan Dakon atau dakon ini menggunakan papan permainan
yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang besar yang berada di ujung kiri dan kanan.
Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap
sebagai milik sang pemain. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.
2.
Cara
bermain Dakon awalnya setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Salah
seorang yang memulai (biasanya melakukan suite untuk menentukan siapa yang
lebih dulu) dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke
tiap-tiap lubang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang
kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan
melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia mendapatkan
kesempatan khusus dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila ternyata habis
di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi
yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia
berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Kegiatan mengisi lubang kecil dengan
biji Sawo dapat dikaitkan dengan pelajaran Matematika, penjumlahan.
3.
Permainan
dianggap selesai apabila salah satu pemain sudah tidak ada biji lagi yang dapat
diambil (seluruh biji ada di lobang besar disisi kanan dan kiri pemain).
Pemenang ditentukan dengan yang mendapatkan biji terbanyak. Peraturan dari
permainan dakon ini, mengajarkan kepada siswa untuk bersikap disiplin dan taat
dalam melakukan permainan. Kedisiplinan siswa untuk mengakui kekalahan dan
kemenangan termasuk dalam pelajaran PPKn.[8]
Melalui
permainan ini, secara tidak langsung semua muatan pelajaran (Bahasa Indonesia,
Matematika, PPKn) tersampaikan dengan baik
tanpa harus dijelaskan secara langsung oleh guru. Dan sesuai dengan prinsip
pembelajaran kontekstual yaitu murid melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat.
D. Pengembangan
Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 5
1. Ciri-ciri khas anak kelas 5
a. Segi Psikomotor
Pada umumnya tinggi dan berat badan berkembang lebih
lambat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Selain itu, umumnya anak perempuan
tampil lebih tinggi daripada laki-laki, meskipun pada perkembangan selanjutnya,
anak laki-laki akan biasanya akan jauh lebih tinggi dibandingkan anak
perempuan. Pada usia ini juga anak-anak akan sangat suka melakukan aktivitas
atau olahraga di luar ruangan. Anak pada usia ini sangat aktif dan karenanya,
untuk membatasi permintaannya akan aktifitas luar ruang sementara proses
belajar mengajar berlangsung, sebagai seorang pengajar hendaknya membuat syarat
untuk memenuhi permintaannya.
b.
Segi
kognitif
Selanjutnya, dari segi
kognitif, tidak seperti anak pada usia sebelumnya, anak kelas 5 SD umumnya
sudah mampu menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah konkrit dan
mampu mengetahui sebuah objek berdasarkan dimensi. Anak usia ini juga sudah
mampu menggunakan bahasa untuk menjelaskan keinginannya dengan lebih jelas dan
sudah mampu memahami adanya sebab akibat. Kemudian, anak pada usia ini juga
dapat memperhatikan sesuatu dengan durasi yang lebih lama atau dapat terfokus
pada satu hal dengan waktu yang lebih lama dan suka bereksperimen.
2.
Strategi
pembelajaran tematik kelas 5
Guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran, sebaiknya menggunakan strategi yang tepat agar siswa dapat
dengan mudah memahami pelajaran yang diajarkan. Guru harus memahami karakteristik anak pada usia kelas 5 SD, Pada usia
ini juga anak-anak akan sangat suka melakukan aktivitas atau olahraga di luar
ruangan.
Salah satu strategi
yang tepat dalam pembelajaran khususnya kelas 5 yaitu strategi pembelajaran
berbasis masalah. Seorang guru sebaiknya menggunakan masalah dunia nyata
sebagai konteks pembelajaran. Melalui dunia nyata yang terjadi di sekitar
mereka, maka siswa dapat belajar mengembangkan cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial
dari materi pelajaran.
Richard I. Arend (2008) mengemukakan
langkah-langkah melaksanakan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut : [9]
Fase
|
Kegiatan
|
Perilaku
Guru
|
1
|
Memberikan
orientasi tentang permasalahan kepada siswa
|
1. Guru membahas tujuan
pelajaran
2. Guru mendeskripsikan
berbagai kebutuhan logistik
3. Guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pemecahan
maslah.
|
2
|
Mengorganisir
siswa untuk meneliti
|
Guru
membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisikan tugas-tugas belajar
yang terkait dengan permasalahannya.
|
3
|
Membantu
investigasi mandiri dan kelompok
|
Guru
mendorong siswa mendapat informasi yang tepat, melaksanakan ekperimen dan
memberi penjelasan dan solusi.
|
4
|
Mengembangkan
dan mempresentasikan arteifak dan exhibit
|
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artifak dan exhibit yang
tepat seperti laporan, rekaman video dan model-model Guru membantu siswa
menyampaikan/mempresentasikan kepada orang lain.
|
5
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
|
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan
proses-proses yang mereka gunakan.
|
3.
Pengembangan
strategi pembelajaran tematik kelas 5 melalui permainan Terlalu
banyak solusi?
Disini akan dijelaskan
bagaimana pengembangan strategi pada tematik kelas V tema 3 tentang makanan
sehat subtema 1 tentang bagaimana tubuh mengolah makanan. Dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah sangat cocok digunakan karena menyangkut
kehidupan sehari-hari dan juga dapat diterapkan 2 metode yaitu problem solving dan diskusi. Dalam
strategi pembelajaran berbasis masalah sangat cocok dikembangkan dengan
permainan
Permainan ini dilakukan
di dalam kelas dengan jumlah siswa per kelompok 5-7
orang
sesuai jumlah siswa di kelas. Cara bermainnya :
a. Bagi peserta menjadi tim yang terdiri 5-7 peserta.
b. Berikan sebuah masalah kepada tim untuk diskusi yaitu Membaca
buku kelas 5 tema 3 subtema 1 bagaimana
tubuh mengolah makanan
c. Guru
memberi tugas untuk mengisi lembar
gambar makanan sehat seperti, bagaimana kriteria makanan yang sehat?, sebutkan
contoh-contoh makanan yang menurutmu sehat!” kepada setiap kelompok
d. Msing-masing tim harus memilih seorang juru tulis,
juru bicara. Juru tulis ini harus menggali ide sebanyak mungkin dari anggota
timnya selama 10-15 menit. Tida ada diskusi pendapat selama 10-15 menit
tersebut.
e. Juru tulis diminta untuk mendorong anggota timnya
mengeluarkan idenya mengenai makanan yang sehat.
f. Setelah 10-15 menit habis, masing-masing tim harus
mengevaluasi setiap ide yang dihasilkan timnya. Lalu memutuskan tiga ide
terbaik. Setelah memeproleh kesepakatan, masing-masing juru bicara harus
mempresentasikan hasil yang diperoleh timnya kepada seluruh peserta.
g. Setelah masing-masing tim mempresentasikan idenya,
seluruh peserta kemudian harus memutuskan satu ide terbaik yang disebutkan
dengan bimbingan guru.
E. Strategi
Pengembangan Pembelajaran Kelas 6
1.
Ciri-ciri Siswa Pada Kelas 6:
a) Sudah mulai mandiri
b) Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi
c) Penilaian terhadap dunia luar tidak hanya
dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain
d) Sudah menunjukkan sikap yang kritis dan
rasional.
2. Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 6
Strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada anak kelas 6 yaitu Inkuiri
merupakan salah satu azas dari model pembelajaran konstektual yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara siswa dan guru. Strategi inkuiri ini
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap
percaya diri.[10]
Inquiry
(menemukan) merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh anak bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang
diajarkannya
3.
Pengembangan
Strategi Pembelajaran Tematik Kelas 6 Memalui Permainan Lempar Point
Setelah mengetahui metode serta strategi
yang tepat di gunakan untuk kelas 6, kemudian akan di jelaskan bagaimana
pengembangannya ke dalam pembelajaran
tematik pada kelas 6 tema 2 tentang persatuan dan perbedaan melalui
permainan lempar poin. Dalam permainan ini strategi inquiry dapat di gunakan
karena permainan ini dapat mencakup metode-metode dalam strategi inquiry.
Berikut adalah langkah-langkah dalam
permainan lempar point.
a)
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 8 orang. Di sesuaikan dengan
jumlah siswa
b)
Guru memberi tugas untuk berdiskusi
tentang materi kelas 6 tema 2 subtema 1 tentang persatuan dan perbedenaan.
c)
Perwakilan kelompok mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompok
d) Guru memberi
pertanyaan kelompok tercepat berhak menjawab pertanyaan. Pertanyaan dengan
jawaban benar mendapat point 100
e)
Kelompok yang berhasil menjawab
berhak menunjuk 1 orang dari kelompok lain untuk menjawab soal. Jika benar maka
nilai 100 jika salah, kelompok yang memberi pertanyaan akan mendapat point 50.
f)
Permainan selesai jika soal yang di
berikan guru telah habis.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Strategi
pembelajaran tematik pada kelas tinggi merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa, peralatan dan
bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2.
Prinsip-prinsip strategi pembelajaran : berorientasi pada tujuan,
aktivitas anak didik, individualitas, integritas, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memberi motivasi.
3. Pengembangan strategi pembelajaran tematik pada kelas
4 dapat diterapkan dengan menggunakan srtaegi konstektual dengan permainan
dakon yang mengaitkan
materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Pengembangan strategi pembelajaran tematik pada kelas
5 bisa diterapkan guru melalui strategi pembelajaran berbasis masalah dengan permainan ”Terlalu banyak solusi?” sehingga peserta didik bisa
mengembangkan kemampuanya untuk menyelesaikan masalah dalam pelajaran tertentu.
4. Pengembangan strategi pembelajaran tematik pada kelas
6 diterapkan melalui strategi Inquiry dengan menggunakan permainan lempar poin.
Strategi inkuiri ini menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat
menumbuhkan sikap percaya diri.
B. Saran
Dari
makalah yang telah di bahas, penulis dapat memberikan saran sebaiknya setelah
mengetahui pengembangan
strategi pembelajaran tematik kelas tinggi, pembaca
dapat menerapkannya dalam kegiatan belajar maupun pembelajaran dengan berbagai strategi yang disesuaikan dengan
setiap jenjang kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanun Asrohah dan Abd. Kadir. 2014.
Pembelajaran Tematik. Depok : PT RajaGrafindo Persada.
Kurniyanto,
Agung. 2015. Model Pembelajaran Tematik.
Yogyakarta: Universitas Sanata Drama
Nurdin Mohamad dan Hamzah B. 2011.
Uno. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM Jakarta: Bumi Aksara.
Deti Wahyuningsih, dkk. “Strategi
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Berbasis Pembelajaran Tematik
Terpadu Di Sekolah Dasar Pontianak Selatan”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Tanjungpura Pontianak.
http://snf-febui.com/2016/03/21/mengajar-anak-kelas-5-sd-pahami-psikologisnya-cara-manajemen-kelas-hingga-metode-pembelajaran/
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2018
https://mainantradisionalindonesia.wordpress.com/2013/08/23/permainan-congklak-dakon/ Diakses pada tanggal 1 November 2018 Pukul 21.51 WIB
[1] Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran
Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014), hlm. 115
[2] Hamzah B. Uno dan Nurdin
Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm. 4
[3] Abd. Kadir
dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm. 119.
[4] Abd.
Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm. 120.
[5]Abd.
Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm. 121
[6]Deti Wahyuningsih, dkk, “Strategi
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Berbasis Pembelajaran Tematik
Terpadu Di Sekolah Dasar Pontianak Selatan”, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak, hlm. 2
[7] Diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Dakon
Pada tangal 1 NOvember 2018 Pukul 21.20 WIB
[8] Diakses dari https://mainantradisionalindonesia.wordpress.com/2013/08/23/permainan-congklak-dakon/
pada tanggal 1 November 2018 Pukul 21.51 WIB
[9] Diakses dari http://snf-febui.com/2016/03/21/mengajar-anak-kelas-5-sd-pahami-psikologisnya-cara-manajemen-kelas-hingga-metode-pembelajaran/
pada tanggal 30 Oktober 2018 Pukul 21.25
[10] Ahmad, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran
Inkuiri Pada Materi Cara-Cara Menghadapi Bencana Alam Di Kelas Vi Sd Negeri 2
Juli” diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/71030-ID-none.pdf
pada tanggal 1 November 2018 Pukul 23.34 WIB
[11]Agung
Kurniyanto, Model Pembelajaran Tematik,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Drama, 2015) hlm.6
Komentar
Posting Komentar