Volunteering in My Own Words


Kegiatan lingkungan dan kemasyarakatan menjadi aspek yang cukup urgen dalam implementasi pencapaian tujuan kesejahteraan sosial di Negara Indonesia. Keduanya saling berhubungan dalam pelaksanaannya. Manusia sebagai makhluk sosial dalam aktivitasnya akan melibatkan orang lain dan menjadikan lingkungan untuk tempat pelaksanaannya. Sehingga, keduanya harus berjalan beriringan. Apabila manusia pandai mengelola kegiatan yang tidak merusak lingkungan, maka permasalahan-permasalahan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan bisa diminimalisir. Saya tertarik dengan kegiatan lingkungan dan kemasyarakatan sejak duduk di bangku perkuliahan.
Kontribusi yang pernah saya berikan pada lingkungan dan masyarakat yaitu dengan mengikuti kegiatan penanaman 10.000 tanaman mangrove di pantai tugu, mangunharjo semarang, berpartisipasi menjadi relawan penyerahan alat bantu dengar yang diadakan oleh Dinas Sosial Kota Semarang bekerjasama dengan Starkey foundation, dan ikut menggalang dana untuk korban bencana alam di Palu Donggala bersama FORSIDA (Forum Silaturahmi Antar Daerah) kampus saya, UIN Walisongo Semarang. Dari beberapa kegiatan yang saya ikuti yang paling berkesan ketika menjadi relawan penyerahan alat bantu dengar kepada penyandang disabilitas. Kegiatan tersebut cukup membuat saya berkesan sampai sekarang. Pengalaman yang tidak pernah terlupakan, saya bisa belajar berinteraksi, membantu, dan bercengkerama dengan mereka. Saya juga belajar bahasa isyarat dari komunitas GERKATIN (gerakan tuna rungu Indonesia) yang memudahkan saya ketika berbicara dengan teman-teman penyandang tuna rungu. Meskipun awalnya cukup sulit, namun akhirnya saya bisa mengikuti cara bicara mereka. Saya berharap bisa mengikuti kegiatan seperti itu lagi lain waktu.
Selain itu,  penanaman 10.000 tanaman mangrove yang diadakan oleh komunitas Lindungi Pohon diadakan dalam rangka menghijaukan daerah sekitar pantai tugu, Mangunharjo. Acara tersebut diikuti oleh komunitas-komunitas pecinta lingkungan dan organisasi-organisasi dari beberapa kampus di Semarang. Perjalanan yang ditempuh menuju tempat penanaman tidak mudah. Kami harus berjalan kaki untuk sampai disana, apalagi cuaca saat itu sangat panas. Kegiatan penanaman tersebut, cukup melatih keberanian kami untuk terjun langsung membantu pemulihan kondisi lingkungan saat ini yang bisa dibilang cukup memprihatinkan.
           Pengalaman saya masih belum banyak, namun dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut saya rasa saya lebih termotivasi lagi untuk belajar dan menambah pengalaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Nasikh dan Mansukh

Analisis Kasus Dengan Teori Erikson

Laporan Kuliah Kerja Lapangan Bali 2018