Penyakit Herpes Genital



A.    Pengertian Herpes Kelamin

Herpes kelamin adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus herves simpleks, herves virus hominis. Ada 2 macam jalur virus ini yang berkerabat dekat, dinamakan tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 dikenal sebagai penyebab lepuh demem di bibir. Tipe 2 menyerang alat kelamin.
Infeksi kelamin oleh herpes yang pertama atau primer yang dii tularkan lewat hubungan kelamin. Setelah masa inkubasi selama 10-20 hari, situs yang terserang terasa gatal atau panas dan terbentuk lepuh. Lepuh ini terdapat pada batang pelir, bibir, alat kelamin wanita, vagina, dan bagian-bagian kontak lainnya. Lepuh itu segera pecah dan meninggalkan borok dangkal yang terasa pedih. Sindrom klinisnya meliputi demam dan infeksi tubuh lainnya. Lepuh itu  biasanya sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari.
Walaupun demikian gejala-gejala herpes kelamin primer dapat kambuh kembali tanpa adanya hubungan kelamin. Frekuensi kambuhnya infeksi herpes bervariasi untuk periode waktu tak tertentu, infeksi ini cenderung lebih melumpuhkan dibandingkan dengan infeksi primer.[1]
Herpes kelamin dibedakan menjadi 3, yaitu Herpes Zoster, Herpes Simpleks, dan Herpes Genital. Dan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah Herpes Genital.

B.     Herpes Genital

Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. atau biasa disingkat dengan HSV adalah herpes yang menjangkiti mulut ( Herpes Genital yang disebabkan oleh virus HSV I) dan alat kelamin ( HErpes Genital oleh HSV II). Kulit menjadi melepuh dan menimbulkan rasa sakit pada otot yang berada pada daerah yang terjangkiti oleh virus tersebut.

C.    Penyebab Penyakit Herpes Genital

Penyebab penyakit herpes genital adalah virus herpes simplek. Virus herpes simplek dibagi menjadi 2 jenis yaitu virus herpes simplek HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya menginfeksi mulut, keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut. sedangkan HSV-2 ditularkan melalui hubungan seksual, ganas, menyerang alat kelamin. Biasanya melalui perantaraan manusia, bahan yang tercemar virus. Tempat virus keluar penis, vagina, anus, mulut.
Cara penularan yaitu melalui kontak langsung. Tempat kuman masuk, penis, vagina, mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid.
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sipilis atau cangkroid) kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan.
Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan peenyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan yang dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi pertama.
Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya dalam kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyaak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat kelahiran, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacat permanen.
Sedangkan pada pria, lepuhan dan luka biasa terbentuk disetiap bagian-bagian penis termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka  bisa terbentuk di vulva dan leher Rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di salam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal simpton khas muncul antara 3 hingga 9 hari setelah infeksi, mesikipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong, atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejala  herpes genital, diantaranya sebagai berikut.
1.      Nyeri dan disuria
2.       Uretral dan vaginal discharge
3.      Gejala sistemik (malaise, demam, myalgia, sakit kepala)
4.      Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
5.      Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda-tanda herpes genital:
1.      Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multiple, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
2.      Limfadenopati inguinal
3.      Faringitis
4.      Cervisitis[2]

D.    Jenis-jenis Herpes Genital
1.      Herpes Genital Primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodromal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
2.   Herpes Genital Rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor penyebabnya, yaitu trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alcohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya.

E.     Pemeriksaan Laboratorium Terhadap Herpes Genital
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifilitas dan spesifitas pemeriksaan ini umunya rendah.
1.   Cara Pemeriksaan Laboratorium
a.      Pemeriksaan Serologis (ELISA dan Tes POCK)
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:
a.       ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2
b.      Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensivitas yang tinggi.

b.      Kultur Virus
Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutanes pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik daripada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genilitas rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus. Maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.

2.   Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes.
Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genilitas antara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptic dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus premature dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonates dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali, dan keratokonjungtivis.

F.     Pengobatan Terhadap Herpes Genital
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genilitas, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti menjaga kebersihan lokal dan menghindari trauma.
Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi risiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah:
1.   Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg atau kg BB atau 8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali atau selama 10-14 hari) dan asiklovir topical (5% dalam salf propilen glikol) dapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.

2.   Valasiklovir (Valtres)
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hamper lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54% oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.

3.   Famsiklovir
Famsiklovir adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir ( lebih dari 10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.[3]

G.    Pencegahan Herpes Genital

1.   Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
2.      Mendidik seseorang yang beresiko tinggi diduga mengidap herpes genitalis untuk mengurangi transmisi penularan.
3.      Mendiagnosis, konsultasi dan mengobati bagi penderita herpes genitalis dengan tepat.
4.      Mengevaluasi dan mengobati pasangan seksual yang diduga terinfeksi herpes genitalis.
5.      Skrining disertai diagnosis dini dan melakukan pengobatan sangatlah berperan dalam pencegahan.[4]











       [1]Drs. Koes Irianto. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorgaisme. Jilid 2 ( Bandung: CV. Yrama Widya. 2006) hlm.125-126
       [2] Marmi, S.ST., M.Kes., Kesehatan Reproduksi. Cetakan I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013)  hlm. 158-162

[3] Ibid., hlm. 162-166
[4] Ibid., hlm. 167-168

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Nasikh dan Mansukh

Analisis Kasus Dengan Teori Erikson

Laporan Kuliah Kerja Lapangan Bali 2018