Rumah Makan Sambel Pinuk "Alisamu"

Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Muhammad Rizal Inan
Alamat rumah : Jl  Taman Karonsih Selatan Gang  12 RT  6 No. 782,
 Ngaliyan Semarang
Pewawancara : Kelompok 1
Juru tulis : Itsna



Hasil Wawancara :


Rumah makan Sambel Pinuk Alisamu merupakan rumah makan milik Bapak Rizal yang didirikan tahun 2010, beliau lulusan Smk Texmatu  Semarang dengan jurusan Computer Jaringan. Beliau memberanikan diri mendirikan sebuah usaha kuliner karena sebuah keterdesakan ekonomi yang kurang. Sekarang usaha yang dirintisnya itu udah berjalan selama  sembilan tahun. Usaha yang didirikan ini, bukan hanya rintisan dari Bapak Rizal, akan tetapi kerjasama dengan 2 saudaranya. Alisamu pertama kali terletak di Telogosari, hingga akhirnya membuka cabang di 3 tempat yang terletak di Jl. Panembahan senopati kosti taksi, jl. Panembahan senopati PKL SMPN 16 Semarang, Gatot Subroto  Krapyak. Bapak Rizal sendiri bekerja di Telkomsel namun tidak lama. Lalu, beliau banting stir menjadi seorang pengusaha dengan mendirikan sambel pinuk alisamu bersama kakaknya.



Nama Alisamu sendiri merupakan singkatan dari sholawat nabi Muhammad SAW yang berbunyi “Allahumasholli ‘ala’ sayyidina Muhammad’. Usaha ini mengalami jatuh bangun di awal berdirinya. Dulu, pada tahun 2016 ketika alisamu masih terletak di belakang pom bensin Ngaliyan pernah mengalami kebakaran. Hingga akhirnya pindah di daerah Karonsih sampai sekarang. Rumah makan Alisamu di belakang Paragon yang dikelola kakaknya juga mengalami kebangkrutam karena sepi pelanggan
.


Menurut penuturan Bapak Rizal, ide beliau untuk membangun usaha ini karena pada tahun 2010, masih jarang rumah makan disekitar Ngaliyan yang menyediakan menu makanan dengan model “paket” yaitu nasi, lauk, minuman. Tak heran, diusianya yang sudah sembilan tahun berdiri, Alisamu menjadi tempat makan favorit warga sekitar ngaliyan terutama mahasiswa dan mahasiswi UIN Walisongo. 



Salah satu yang membuat Alisamu berbeda dengan rumah makan lainnya, yaitu dengan sambal yang bervariasi seperti sambal setan, sambal ijo, dan sambal merah. Dengan adanya menu sambal yang bervariasi tersebut cukup menambah minat pelanggan. Karyawan di Alisamu sering berganti. Ada yang lama di sana, ada juga yang baru beberapa bulan sudah mengundurkan diri. Bapak Rizal tidak memberi kontrak kerja atau keepakatan berapa lama untuk bekerja bagi setiap karyawannya. Jumlah karyawannya terdiri dari 20 orang yang terbagi di 3 cabang Alisamu. Adapun di rumah makan Alisamu cabang Ngaliyan, jumlah karyawannya ada 12 orang. Dengan tidak adanya kontrak pekerjaan maka mudah bagi mereka untuk mengundurkan diri kapan pun. 



Setiap tahunnya, Bapak Rizal selalu melakukan evaluasi diri terhadap hasil kerja yang dikelolanya baik usaha maupun kinerja karyawan. Hal ini dilakukanya dengan tujuan peningkatan omset usaha per tahun. Keteledoran sering dilakukan oleh karyawan maupun bapak Rizal tersendiri. Namun, adanya keteledoran tersebut segera ia mencari jalan keluar atau solusi agar cepat selesai. Kisaran penghasilan yang di peroleh dari usaha makanan penyet ini Rp 100.000.000,00,- juta per tahun. Hasil wawanara, bapak Rizal mengatakan bahwa usaha ini banyak mengalami penghasilan namun fluktiatif, jadi tidak menentu setiap tahunnya. Gaji yang diberikan pada karyawan-karyawannya setiap bulan yaitu sekitar Rp 1.500.000,- berdasarkan berapa kali karyawan bekerja, bagaimana kinerja karyawan serta bagaimana karyawan melayani para pelanggannya. 



Bapak Rizal sangat selektif dalam pengelolaan usahanya agar sesuai dengan target yang ingin dicapainya. Dengan hasil yang diperoleh sedemikian rupa, maka Bapak Rizal menyatakan bahwa puas dengan hasil yang dirintisnya. Bapak Rizal juga tidak takut tersaingi dengan usaha yang lainnya, karena usahanya setiap tahun selalu ada inovasi baru dan omset pembeli selalu naik per tahunnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Nasikh dan Mansukh

Analisis Kasus Dengan Teori Erikson

Laporan Kuliah Kerja Lapangan Bali 2018